Cherreads

Chapter 117 - Tusukkan Peluk

Takdir berjalan tanpa sepatu, menertawakan luka yang kutata rapi.

Langkahnya sembarangan, seperti tamu, yang datang tanpa salam, pulang tanpa pamit.

Sebuah harap memoles wajah dengan gincu, tapi ia mencibir dari balik cermin.

Katanya aku terlalu lucu,

Memercayai janji dari bibir yang asin.

Sementara itu, kepercayaan menari-nari dengan rok yang sobek.

Diseret waktu, dijambak kecewa.

Katanya aku bodoh, terlalu lepek, menggenggam janji yang mudah lupa.

Sebuah rindu kini duduk di emperan,

Menghisap getir berbatang-batang tanpa ampun.

Katanya aku pandai berangan-angan, pada orang yang pandai bersembunyi di balik kabut.

Biarlah, biar hati jadi lantai, dijadikan alas oleh kaki-kaki pengkhianat.

Biar saja, biar logika berurai, menjadi saksi dari segala laknat.

Karena hari ini aku belajar,

Tak semua peluk itu hangat,

Kadang, ada yang memelukmu dulu, agar dirasa mudah menusukmu dengan kuat.

More Chapters