Cherreads

Chapter 2 - Part 2

Waktu pun mulai berputar, berputar dan berputar sampai akhirnya Elisa terbangun di lantai sebuah rumah mewah.

"Elisa Wangsa, apa benar kamu telah mencuri cincin berlian Linda?" tanya sang ibu, Helen Wangsa dengan wajah penuh kemarahan diikuti dari belakang adik-adiknya yang lain, Linda, Michael dan Rado.

Elisa terlihat bingung dengan apa yang menimpa dirinya. Dia dituduh telah mencuri cincin berlian Linda dan akhirnya dia bisa kembali mengingat kalau dia telah kembali ke 3 tahun yang lalu dimana dia baru beberapa hari kembali pada orang tua yang dia kira orang tua kandungnya.

"Plak! Aku tanya padamu, Elisa! Apa benar kamu telah mencuri cincin berlian adikmu?" tanya Helen dengan wajah yang sangat marah.

"Ma, sudahlah! Jangan memukul kakak lagi. Aku yakin kakak tidak berniat untuk mencurinya. Benarkan kak?" ujar Linda dengan wajah penuh kepura-puraan yang membuat Elisa hanya nyengir.

"Nak, kamu sudah terlalu baik padanya. Kalau saja kakakmu ini seperti dirimu pasti papa dan mama akan sangat senang." puji Helen sambil menepuk nepuk halus punggung tangan anaknya. "Elisa, lihat adikmu sangat membelamu. Apa sampai sekarang kamu tetap tidak mau mengakui kalau kamu mengambil cincin adikmu?" tanya Helen lagi.

"Kenapa tidak dilaporkan saja ke polisi?" tanya Elisa menantang.

"Ti..tidak perlu sampai segitunya, kak. Inikan urusan keluarga kita." jawab Linda dengan penuh ketakutan.

"Benarkah? Bukankah kamu sudah menuduhku telah mencuri cincinmu? Ya sudah, lapor polisi saja. Biar polisi yang menyelidikinya." tantang Elisa lagi.

"Benar, Linda. Kita lapor polisi saja. Biar dia dipenjara." ucap Rado.

"Ini...."

"Nona, cincin sudah ditemukan. Nona meletakkannya di wastafel kamar nona." ucap seorang ART sambil lari tergopoh gopoh sambil menyerahkan cincin tersebut yang membuat Linda kesal.

'Sial!' batin Linda sambil mengambil cincin tersebut dan memakainya di jari telunjuknya.

"Kak, maafkan aku ya sudah menuduh kakak telah mencuri cincinku. Sekarang kakak boleh melakukan apa saja padaku. Memukulku juga boleh." tantang Linda.

"Benarkah aku boleh memukulmu?" tantang Elisa lagi yang membuat Linda hanya mengangguk.

'Kamu tidak akan berani memukulku, karena nantinya kamu pasti akan disiksa oleh papa, mama dan kedua abangku!' batin Linda.

"Plak! Beraninya kamu menuduhku telah mencuri cincinmu! Plak! Tamparan kedua, beraninya kamu menjebak kakakmu ini. Dasar adik sial!" maki Elisa yang membuat semua keluarga kaget melihat kelakuannya.

"Elisa! Apa-apaan kamu? Beraninya kamu menampar putriku!" bela Helen yang hendak mengangkat tangan pada Elisa.

"Helen Wangsa! Jika kamu berani mengangkat tangan dan menyentuhku sedikit saja, aku pastikan kamu dan anakmu akan keluar dari rumah ini! Plak!" ancam Elisa sambil menampar Helen sampai terpental.

"Apa maksud ucapanmu itu?" tanya Helen dengan nada takut.

"Helen, jangan kamu kira aku tidak tahu kalau Linda bukanlah anak kandung dari papa karena dia seumur hidup tidak akan bisa punya anak alias mandul!" bisik Elisa sambil menjambak rambut ibu angkatnya.

"Sialan kamu, Elisa! Beraninya kamu mengancamku!" maki Helen.

"Hahaha!" tawa Elisa sambil keluar dari rumah.

Di jalan Elisa berniat untuk mencari ayah kandungnya, Jonathan Suryahadiatmaja yang waktu itu dia sudah menjadi orang terkaya seantero Indonesia. Dia pun membuka hp dan mencari nama Jonathan yang ternyata kantornya hanya berada 200 meter dari rumah ayah angkatnya. Elisa pun menuju kesana.

Sampai di sebuah gedung kantor mewah, Elisa melihat ada pegawai yang memohon mohon kepada Jonathan supaya tidak dipecat. Tapi dia tidak memperdulikan orang itu dan menyuruh anak buahnya untuk menarik dia pergi dari situ.

"Jonathan Suryahadiatmaja, aku sumpahin kamu tidak akan pernah punya keturunan!" kutuk pegawai yang dipecat itu.

"Aku memang tidak punya anak dan tidak akan pernah punya anak!" jawab Jonathan dengan santai lalu bergegas masuk ke gedung tersebut.

Dengan keberanian yang entah darimana, Elisa menghalangi jalan masuk Jonathan menuju gedung tersebut.

"Siapa kamu, gadis kecil?" tanya Jonathan dengan heran.

"Aku Elisa! Putri kandungmu!" jawab Elisa dengan semangat.

More Chapters