Cherreads

Alex wet dream, ayoung man from indonesia

Tyrant_Milkyaway
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
147
Views
Synopsis
hanya mimpi basah alex muak dengan kehidupan. perajalan lambat mencuri tanpa tahu malu membuatnya menjadi miliknya
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1: Titik Balik Alex

tulisan dibuat ai 

alex pemuda tidak tahu malu mencuri dan merubah semuanya demi miliknya

Alex terbangun dengan napas terengah-engah, aroma khas kamarnya di Jakarta Timur menyeruak indra penciumannya. Selimut tipis yang biasa menemaninya kini terasa asing, dan cahaya matahari pagi yang menembus gorden memberinya firasat aneh. Ia melirik kalender dinding. 2008. Angka itu terpampang jelas, seolah mengejek. Tujuh belas tahun. Usia yang sama persis seperti saat ia lulus SMA dulu, jauh sebelum kerutan menghiasi wajah dan beban pekerjaan menindih pundaknya. Ini bukan mimpi, bukan halusinasi sisa-sisa lembur di kantor. Ini nyata.

Perlahan, Alex bangkit dari ranjang, meraba-raba kepalanya. Tidak ada pusing atau mual, hanya sensasi aneh seperti ada sesuatu yang baru saja diinstal di otaknya. Sebuah rasa jernih yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. IQ 205. Permintaan pertama yang ia ajukan kepada entitas misterius yang mengembalikannya ke masa lalu. Ia masih ingat dengan jelas percakapan terakhirnya, sebelum cahaya putih menelan segalanya. Suara tanpa wujud itu hanya mengangguk, atau mungkin Alex hanya membayangkannya. Yang jelas, otaknya kini terasa seperti perpustakaan raksasa, siap menampung segala pengetahuan.

Ia melangkah ke cermin usang di sudut kamar. Wajah remajanya memantul di sana, tanpa garis-garis kelelahan yang biasa ia temukan. Matanya masih berbinar, penuh vitalitas yang telah lama hilang. Alex mengusap wajahnya, mencoba meyakinkan diri bahwa ini bukan sekadar halusinasi pra-kematian. Ini adalah kesempatan kedua. Kesempatan untuk menulis ulang takdir, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk dunia hiburan yang ia cintai.

Kamar itu masih sama persis seperti yang ia ingat: poster band-band rock lawas, tumpukan komik di sudut, dan rak buku yang penuh dengan novel fantasi. Ada rasa nostalgia yang kuat, tetapi juga dorongan tak terkendali untuk segera bertindak. Ia tidak bisa menyia-nyiakan waktu sedikit pun. Tujuan utamanya sudah jelas: menguasai industri hiburan dunia.

Ingatannya melayang pada permintaan kedua dan ketiganya. Menghapus jejak ikon-ikon video game legendaris seperti Mario, Zelda, Minecraft, dan lainnya. Konsep-konsep dasar mereka akan tetap ada, tetapi identitas visual, karakter, dan cerita unik yang membuat mereka mendunia, itu semua harus lenyap. Alex ingin membangun IP-IP tersebut dari nol, dengan visi dan namanya sendiri terpampang di sana.

Selain itu, ia juga meminta agar franchise raksasa seperti Attack on Titan, Harry Potter, dan Star Wars lenyap dari muka bumi, atau setidaknya, konsep dan ceritanya menjadi miliknya. Ide itu mungkin terdengar gila, tapi Alex punya alasan kuat. Ia ingin membentuk narasi-narasi tersebut ulang, memasukkan sentuhan dan filosofi pribadinya, menjadikannya produk-produk yang benar-benar orisinal di bawah kendalinya.

Jantung Alex berdebar kencang. Ini adalah permainan skala besar, dan ia adalah pemain utamanya. Dengan otak jeniusnya, ia yakin bisa merealisasikan semua ambisinya. Namun, ia tahu perjalanan ini tidak akan mudah. Dunia tidak akan begitu saja menyerahkan mahkota hiburan kepadanya.

Ia harus memulai dari nol, membangun fondasi yang kuat. Pendidikan adalah langkah pertama. Dengan IQ 205, ia yakin bisa melaju pesat, menyerap segala ilmu yang dibutuhkan, baik itu programming, desain grafis, manajemen bisnis, bahkan psikologi pasar. Semuanya akan berguna.

Alex teringat lagi pada kehidupan sebelumnya. Pekerjaan kantoran yang monoton, impian-impian yang terkubur di bawah tumpukan dokumen, dan penyesalan-penyesalan yang tak terhitung jumlahnya. Kali ini, tidak akan ada lagi penyesalan. Ia akan mengambil setiap risiko, memanfaatkan setiap peluang.

Orang tuanya masih terlelap di kamar sebelah. Alex tahu, ia harus bersikap normal, tidak menunjukkan keganjilan apa pun. Ini adalah rahasianya, senjatanya yang paling ampuh. Tidak ada yang boleh tahu tentang reinkarnasinya, apalagi tentang permintaannya yang luar biasa itu.

Ia melirik jam dinding. Pukul tujuh pagi. Masih ada waktu sebelum orang tuanya bangun. Alex memutuskan untuk mulai menyusun rencana. Sebuah rencana besar yang akan mengubah dunia. Ia mengambil buku catatan dan pena dari meja belajarnya, siap menorehkan langkah-langkah pertamanya.

Ide-ide mulai mengalir deras di benaknya, membentuk sebuah peta jalan yang kompleks. Ia akan memulai dengan menguasai dasar-dasar pemrograman, kemudian merancang konsep-konsep game yang revolusioner, yang belum pernah ada sebelumnya. Setelah itu, ia akan mengembangkan cerita-cerita yang mendalam, yang mampu membius jutaan orang, cerita yang akan menjadi pondasi bagi waralaba film dan serial.

Ia membayangkan bagaimana rasanya memiliki kendali penuh atas cerita epik sekelas Attack on Titan, namun dengan sentuhan yang lebih gelap dan filosofis. Atau bagaimana Star Wars bisa ia bangun ulang dengan narasi yang lebih koheren dan karakter yang lebih kompleks, tanpa terkekang oleh canon yang sudah ada.

Alex tersenyum simpul. Senyum seorang arsitek yang siap membangun sebuah imperium baru. Imperium hiburan yang akan ia ciptakan, sepotong demi sepotong. Ini bukan sekadar reinkarnasi, ini adalah kesempatan untuk menjadi seorang dewa pencipta.

Tentu saja, ia juga harus memikirkan aspek finansial. Bagaimana ia akan mendanai semua ini? Modal awal adalah kunci. Ia harus mencari cara untuk mendapatkan uang tanpa menarik terlalu banyak perhatian. Investasi kecil, mungkin, atau memanfaatkan pengetahuannya tentang tren masa depan.

Pintu kamarnya berderit pelan. Ibunya memanggil dari dapur, "Lex, sudah bangun? Sarapan sudah siap!" Alex menyimpan buku catatannya di bawah bantal. "Sudah, Bu! Sebentar lagi turun!" jawabnya, suaranya terdengar normal, namun di dalam benaknya, sebuah revolusi baru saja dimulai.