Saat kau tarik tanganku ke atas,
Mataku berhalusinasi.
"apakah ini sungguhan?"
Saat terbangun dari mati suri, aku mendapati cahaya masuk pada otakku yang baru.
Menciptakan senyawa-senyawa baru setelah rasa tanah menutup mata dan wajahku.
Cara berpikirku bermigrasi dari dalam, keluar tanah. Membuka lebar jendela yang bahkan kacanya saja sudah dilempari kerikil bertubi-tubi.
"Apakah ku terluka?"
Yang benar saja! Aku mati.
Tak merasakan hal lain selain siksa.
Kau bahkan tak sempat mendapati betapa tersiksanya aku di dalam sana. Karena kau lah pengeruk tanahnya.
Aku mendaki batuan jurang itu sendiri dengan lutut yang menyisakan tengkoraknya saja.
Dan aku melihat tanganmu,
"apakah aku berhalusinasi?"