Secara perlahan aura membunuh yang ada diruangan tidak terlalu besar didalam tenda itu mulai menghilang, seiring kemunculan seseorang dari balik pintu tenda.
Jester segera menghirup udara sebanyak mungkin, sesekali mengelus lehernya yang terasa lega tidak tercekik oleh aura mengerikan yang hampir menewaskannya.
Kriet...
Pintu kecil perlahan berderit, lalu masuk seorang laki laki muda dengan rambut putih dan mata merahnya.
Perawakannya seperti pemuda tampan, anak muda kekinian namun dengan style lebih elegan serta wajah yang tampak dingin.
Namun bukan itu yang Jester kagumi, tetapi aura kuat yang bersembunyi dari balik dirinya seolah dia terlihat misterius sekali.
Amazing?
"Ini terasa mimpi kan?
"Dia lebih kuat dariku berkali kali lipat melebihi semua potensi yang kumiliki...
Jester menatap pemuda itu sambil merasakan bahwa kekuatannya jauh melebihi batas dirinya.
Ini adalah momen terlangka sepanjang hidupnya. Dia tidak pernah bertemu dengan kekuatan sebegitu misteriusnya dihadapannya sendiri.
Terlebih jika dirinya berbuat sedikit kesalahan saja didepan pemuda ini. Maka nyawanya akan berada dibawah genggamannya tanpa bisa dibantah oleh kemutlakannya.
"Aku harus berhati hati dengan orang ini...
Gumam Jester sambil membenarkan topi badut miliknya.
Kemudian Jester berdiri dengan senyuman ramahnya sebagai badut penghibur. Dia menyambut hangat pemuda ini secara baik baik, bahkan Jester menyiapkan kursi khusus tamu VIP milik kliennya.
Hal ini dilakukan olehnya karena satu hal, yaitu takut.
Ketakutan terhadap kekuatan diluar nalar, tidak bisa diperkirakan apalagi dihitung dengan logika akal sehat.
Jester memilih menjalin kerja sama yang baik terhadapnya. Siapa tahu dia bisa beraliansi dengan pemuda ini, lalu bekerja sama menaklukkan dunia.
"Selamat datang tuan,
"Silahkan duduklah terlebih dahulu!"
Jester mempersilahkan tamunya menikmati sambutan dari tuan rumah, Jester dengan hati hati berusaha tidak bersikap kasar pada tamunya.
Salah sedikit saja nyawanya hanya akan berakhir dalam kebinasaan. Oleh karenanya, Jester menyambutnya dengan hangat.
"Hmm...
"Baiklah,
Storm mengangguk mengerti, dia duduk dikursi yang disediakan badut aneh itu.
Aneh yang dimaksud dikarenakan badut itu menatapnya dengan takut. Bahkan berbicarapun terbata bata, juga tubuh badut itu gemetaran seperti Hiportemia.
Namun apakah Storm memikirkannya lebih jauh lagi?
Tentu tidak, pemuda itu mengacuhkannya saja dia kesini bukan melihatnya ketakutan seperti itu.
"Sebentar tuan, saya akan mengambil kartu kartu saya!"
Jester segera berlari cepat lalu mengambil semua kartu miliknya.
Mulai dari kartu Tarot, kartu Remi, bahkan kartu mainan dengan angka dan huruf seperti kartu pada umumnya.
Namun kartu mainan itu memiliki gambar ilustraasi kartun dengan berbagai kekuatan dan senjata berbeda.
"Prak!"
Jester menghempaskan banyak kartu diatas meja, lalu mulai mengumpulkan menjadi tiap tiap bagian.
Saat ini Jester dan tamunya saling duduk berhadap hadapan dimeja yang melingkar. Apabila di ilustrasikan, mereka seperti bermain catur duduk berseberangan.
Jester menyusun kartu kartu koleksinya. Bukan hanya puluhan tetapi ratusan kartu dia susun dengan rapi.
"Prak!"
Jester meletakkan susunan tiap kartu diatas meja lalu memulai wawancaranya.
"Perkenalkan tuan, nama saya Jester Clownnys...
"Orang orang biasa memanggil saya si badut penghibur,
"Mohon kerja samanya tuan!"
Jester mengulurkan tangannya kedepan sembari mengenalkan dirinya, sebelum menawarkan jasa ramalannya.
Storm mengernyitkan dahinya.
Dia tidak menyangka badut sepertinya itu sempat sempatnya mengenalka dirinya. Padahal tujuannya kesini bukan berkenalan melainkan meminta melihat masa depannya.
Storm tak menggubris uluran tangan badut itu. Dia bahkan dengan santai menyebut nama singkatnya saja.
"Rem Scraster!"
Ucap Storm dingin.
Jester segera mengangguk cepat seperti seekor ayam memakan biji jagung.
Jester kembali menarik uluran tangannya dengan wajah malu. Ternyata tuan yang bernama Rem ini sangat dingin, dia merinding apabila berani menyinggungnya.
Akan tetapi demi menyelamatkan nyawanya sendiri dari pemuda mengerikan ini.
Sebagai seorang badut yang sudah bekerja profesional, mungkin kalau sebutan baginya bisa disebut sebagai senior.
Jester paham dia harus berhati hati dalam menjaga sikapnya. Salah sedikit kata saja, maka nyawanya akan lenyap dari tangan pemuda dingin nan mengerikan itu.