Cherreads

Chapter 25 - Mimpi Tak Pernah Terlambat

Suatu hari, yayasan mendapat undangan dari salah satu mitra—sebuah perusahaan digital yang bekerja sama dengan Telin—untuk mengirimkan perwakilan anak binaan mengikuti pelatihan kewirausahaan muda. Dan nama Rangga disebut pertama.

Awalnya Rangga ragu.

"Apa iya gue bisa? Itu pasti buat anak-anak pinter, bukan bekas anak jalanan."

Tapi Abah meyakinkan,

"Yang bikin kamu pantas itu bukan masa lalumu, tapi keberanianmu untuk berubah."

Dengan bekal presentasi sederhana, Rangga bawa proposal bisnis bengkel impiannya. Di acara itu, ia bertemu dengan banyak anak muda dari berbagai latar belakang. Ada yang dari pesantren, dari sekolah umum, bahkan dari komunitas difabel.

Waktu Rangga naik ke panggung untuk presentasi, tangannya dingin. Tapi saat mulai bercerita—tentang hidupnya, tentang anak-anak yang terpaksa ngamen, tentang bengkel yang bisa jadi rumah harapan—semua mata memperhatikan. Hening. Lalu tepuk tangan membahana.

Di akhir acara, salah satu mentor mendekatinya.

"Rangga, kamu pernah mikir kuliah jurusan teknik otomotif? Kalau kamu mau, saya kenal beberapa dosen dan yayasan beasiswa."

Rangga bengong. Kuliah? Dirinya?

Malam itu, di perjalanan pulang, ia melihat ke luar jendela mobil. Langit Jakarta penuh lampu.

Dan ia berbisik dalam hati:

"Mungkin, mimpi itu memang nggak pernah terlambat."

More Chapters